PADANGSIDIMPUAN-SUMUT//mitrapolisi.id
Sosok muda inspiratif asal Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, ini patut menjadi kebanggaan. Ia adalah Shinta Ayu Nadia (20) mahasiswi STIKES Sentral Kota Padangsidimpuan, yang kini dengan penuh kebanggaan menyandang gelar Wakil III Puteri Seni dan Budaya Indonesia 2025.
Di balik senyum anggunnya hari ini, tersimpan kisah perjuangan panjangnya, perjalanan menuju panggung nasional ini bukanlah jalan yang mudah.
Diketahui sebelumnya, Shinta telah berkali-kali mencoba mengikuti berbagai ajang pemilihan puteri di tingkat kota dan daerah. Namun, langkahnya sering kali terhenti di tengah jalan.
Ia tidak jarang merasakan kekecewaan karena tidak terpilih, bukan karena kurangnya kemampuan, tetapi karena kerasnya persaingan dunia pageant di tingkat daerah, di mana sering kali yang menentukan bukan hanya bakat dan potensi, tetapi juga dukungan, koneksi, bahkan faktor finansial.
Namun dari setiap kegagalan, Shinta tidak menyerah. Justru dari situlah tekadnya semakin kuat. Ia menyadari bahwa kesempatan tidak selalu datang dari jalan yang sama. Maka, dengan keberanian dan keyakinan penuh, ia memutuskan untuk langsung mendaftar di ajang nasional — Putera Puteri Seni dan Budaya Indonesia 2025.
Audisi dilakukan secara online, dan di sanalah perjuangan barunya dimulai. Ia harus melewati serangkaian tahap seleksi yang ketat: interview, catwalk, pembuatan video profil, pembuatan video bakatnya yg sedari kecil sudah dimiliki nya yaitu menari, hingga pengiriman foto close-up dan full body.
Tanpa dukungan besar, tanpa tim profesional di belakangnya, Shinta mengerjakan semuanya dengan kemampuan dan kreativitasnya sendiri — mengandalkan semangat, tekad, dan doa.
Tahap demi tahap ia lewati dengan penuh keyakinan. Dalam setiap video yang ia kirim, dalam setiap langkah catwalk yang ia tampilkan, serta tangan nya yg lentik dalam menari, Shinta berusaha memperlihatkan bukan hanya penampilan luar, tetapi juga jiwa dan semangat seorang puteri dari tanah Padangsidimpuan.
Sebagai perwakilan dari Sumatera Utara, ia membawa misi besar untuk memperkenalkan seni dan budaya tanah kelahirannya yaitu Kota Padangsidimpuan.
Dari gerak tarian tradisional, pesona busana adat, hingga nilai-nilai luhur masyarakat Padangsidimpuan yang menjunjung tinggi sopan santun, gotong royong, dan kekeluargaan, semuanya ia tampilkan dengan bangga.
“Alhamdullilah berkat kerja keras itu tidak sia-sia. Dari ratusan peserta seluruh Indonesia, saya Shinta Ayu Nadia berhasil menembus panggung nasional dan keluar sebagai Wakil III Puteri Seni dan Budaya Indonesia 2025.Ujarnya kepada awak media ketika di temui di kediamannya di lingkungan 3 (tiga) kelurahan sitamiang, kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Minggu (12/10/25).
Kemudian kata Shinta, Prestasi ini bukan hanya kemenangan pribadi. Ini adalah bukti bahwa mimpi besar bisa diraih, bahkan oleh seseorang yang pernah gagal berkali-kali.
“Bahwa keterbatasan bukanlah penghalang selama ada kemauan, keberanian, dan ketulusan untuk terus mencoba.Ungkapnya
Kini lanjut Shinta, syukur Alhamdulillah saya sudah menjadi salah satu pemenang dari Sumatera Utara, membawa nama baik Kota Padangsidimpuan dan kampusnya, STIKES Sentral Kota Padangsidimpuan, ke tingkat nasional.Sebutnya penuh haru
Amatan awak media, Shinta bukan hanya sosok berprestasi, tetapi juga simbol inspirasi bagi banyak para generasi muda, khususnya dari kota kecil, untuk terus percaya bahwa setiap kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar.
Dengan gelar Wakil III Puteri Seni dan Budaya Indonesia 2025, Shinta berkomitmen untuk terus memperkenalkan kekayaan seni dan budaya Indonesia, serta mengajak generasi muda untuk mencintai, melestarikan, dan bangga terhadap identitas bangsanya sendiri.
Keberhasilannya menjadi salah satu pemenang dari Sumatera Utara membuktikan bahwa anak muda dari kota kecil pun mampu bersaing di tingkat nasional, asalkan memiliki tekad kuat dan semangat pantang menyerah.
“Perjuangannya mengajarkan kita bahwa mahkota sejati bukan hanya yang terlihat di kepala, tetapi yang tumbuh di hati dari keberanian, keikhlasan, dan semangat untuk tidak pernah menyerah.Sebut Shinta
Dari penelusuran awak media, Shinta merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, merupakan hasil perkawinan dari Hendra Gunawan Lubis (ayah) dengan semi wati (ibu), meski berkehidupan menengah kebawah shinta pantang surut belajar seni budaya yang di ajarkan sang ayah yang merupakan pengurus puja Kesuma kota Padangsidimpuan.
Tidak hanya itu, bening benih juara yang ada dalam diri Shinta, mungkin bersumber dari energi do’a kedua orang tuanya yang merupakan buruh kasar.
Berprofesi sopir, sang ayah tetap berjuang dan membesarkan shinta putri semata wayang untuk meraih impian cita citanya. Demikian sang ibu, walupun tubuhnya sudah mulai menua namun didikan agama dan akhlak terus di ajarkan dikala setiap waktu agar sang anak tetap rendah hati kepada semua manusia dan taat kepada tuhannya Allah SWT. (007)
Keterangan Photo:Shinta Ayu Nadia Memakai Baju Adat Angkola dan piagam penghargaan peraihan Wakil III Puteri Seni dan Budaya Indonesia 2025.