Sanggau-Mitrapolisi.id Media sosial yang gemar menyulap kabar menjadi sensasi, Polda Kalimantan Barat memutuskan untuk turun tangan. Isu panas soal dugaan penyelewengan tambang bauksit oleh PT EJM dan PT ANTAM berhembus kencang—sebelum akhirnya dibantai oleh fakta yang jauh lebih membosankan: ternyata semua izin lengkap, dan tidak ada yang melanggar.(16/08/2025)
Ya, betapa menyedihkan bagi para pencari drama. Investigasi yang dilakukan di Desa Enggadai, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, justru berakhir dengan kesimpulan yang membuat para pembuat teori konspirasi kecewa berat.
Satu-satunya “pelanggaran” yang ditemukan adalah sebuah workshop PT EJM yang berdiri di lahan masyarakat—yang kebetulan masuk wilayah IUP PT ANTAM. Tapi tunggu dulu! Jangan buru-buru menyalahkan. Faktanya, tidak ada aktivitas penambangan ilegal di sana. Hanya bangunan kosong yang entah mengapa lebih menarik perhatian netizen daripada sawah warga yang mengering.
Sementara itu, PT ANTAM—yang seharusnya jadi “korban” dalam narasi ini—ternyata belum membayar ganti rugi lahan kepada masyarakat. Alhasil, warga setempat masih setia menggarap tanah mereka, menanam jagung dan singkong, sambil menunggu janji perusahaan yang entah kapan terealisasi.
Polda Kalbar Membongkar Fakta: Tidak Ada Maling, Tidak Ada Korban
Kombes Pol Burhanudin, sang Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kalbar, dengan nada datar menyampaikan.
“Semua sudah sesuai aturan. Izin lengkap, tidak ada penambangan ilegal, tidak ada kerugian negara.”
Ya, sungguh sebuah akhir yang tidak memuaskan bagi mereka yang berharap pada skandal besar. Bahkan Kasubdit IV Tipidter, Kompol Yoan Febriawan, dengan sabar menjelaskan:
“Kami sudah panggil semua pihak—perusahaan, dinas, masyarakat. Hasilnya? Nihil. Tidak ada pelanggaran.”
Ketika Hoaks Kalah Oleh Dokumen Resmi
Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Bayu Suseno, dengan elegan menyindir,
“Kami imbau masyarakat tidak mudah terprovokasi. Cek dulu faktanya sebelum share.”
Pesan sederhana, tapi sepertinya masih terlalu berat bagi para penyebar hoax yang lebih suka kebenaran versi mereka sendiri.
Jadi, apa pelajaran dari kisah ini? Hoaks tambang bauksit? Sekali lagi, ternyata hanya angin lalu.
Polda Kalbar bekerja cepat—sayangnya, tidak ada penjahat untuk ditangkap. Masyarakat? Masih menunggu ganti rugi, sambil memanen singkong.
Begitulah, sebuah isu besar berakhir dengan “Tidak Ada Apa-Apa” sebuah akhir yang paling dibenci oleh media, tapi justru membuktikan bahwa kadang-kadang, kebenaran itu memang membosankan.