Tiga Mayat Mengapung di Sungai Kusan: Operasi Pemberantasan Narkoba Berujung Tragedi

Tiga Mayat Mengapung di Sungai Kusan: Operasi Pemberantasan Narkoba Berujung Tragedi

Spread the love

Kotabaru-Kalsel                                  Mitrapolisi.id> Upaya pemberantasan narkoba di Sungai Kusan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, berubah menjadi tragedi memilukan. Tiga pria ditemukan tewas mengapung di sungai tersebut, dua hari setelah pengejaran dramatis dengan aparat kepolisian, Jumat (22/11/2024). Insiden ini menimbulkan banyak pertanyaan terkait prosedur operasi dan keselamatan dalam penegakan hukum.

Pelarian Tragis di Arus Deras.                Ketiga korban, Riduansyah, M. Faisal Rahman, dan Adnan alias Tenang, diduga melompat ke Sungai Kusan untuk menghindari penangkapan. Polisi menyatakan bahwa dalam pengejaran sengit yang berakhir di jalan buntu, para pelaku memilih melompat ke sungai berarus deras. Dua hari kemudian, jasad mereka ditemukan di lokasi berbeda: Desa Rantau Panjang Hilir, Desa Pagaruyung, dan Desa Barugelang.

Awal Kejar-kejaran: Dugaan Transaksi Gelap

Kapolres Kotabaru, AKBP Doli Martua Tanjung, menjelaskan bahwa operasi ini bermula dari informasi transaksi narkoba di Pelabuhan Fery Batulicin. Pengembangan kasus mengarah pada ketiga korban, setelah sebelumnya dua pelaku lain, AS dan MN, telah diamankan bersama barang bukti lima paket sabu seberat 25 gram.

“Dalam pengejaran, kami menemukan barang bukti tambahan berupa tiga paket sabu seberat 44,50 gram, 70 butir pil ekstasi, dan satu timbangan digital dari tas selempang milik para pelaku,” ungkap AKBP Doli.

Pengejaran berlangsung dramatis ketika ketiga pelaku menggunakan mobil Toyota Yaris untuk melarikan diri. Polisi melepaskan tembakan peringatan dan menembak ban mobil, tetapi pelaku tetap melaju hingga terjebak di jalan buntu. Mereka kemudian melompat ke sungai. Namun, derasnya arus mengakibatkan ketiganya tenggelam.

Meskipun hasil pemeriksaan medis tidak menemukan tanda-tanda kekerasan fisik atau luka tembak, kematian ketiga korban memicu kontroversi. Banyak pihak mempertanyakan apakah tindakan polisi dalam operasi tersebut sudah sesuai dengan prosedur dan mengedepankan keselamatan.

“Tindakan seperti ini sangat berisiko. Apakah nyawa manusia tidak lebih penting dari pengejaran?” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Sejumlah pihak meminta investigasi independen untuk memastikan tidak ada pelanggaran dalam operasi tersebut. Desakan ini juga mencuat di tengah kekhawatiran bahwa tragedi serupa dapat terulang jika tidak ada perbaikan dalam prosedur operasional.

Kapolres Kotabaru menegaskan bahwa tragedi ini menjadi pelajaran penting bagi jajarannya.

“Kami berkomitmen untuk mengevaluasi seluruh prosedur agar operasi penegakan hukum ke depan lebih memprioritaskan keselamatan,” tegasnya.

Tragedi di Sungai Kusan menambah daftar panjang insiden mematikan dalam perang melawan narkoba di Indonesia. Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya keseimbangan antara penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia.

Akankah tragedi ini mendorong perubahan dalam prosedur operasional kepolisian? Atau justru menjadi catatan kelam lainnya dalam sejarah pemberantasan narkoba? Hanya waktu yang dapat menjawabnya.

Publish:025*/003*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!