Pelaihari Tanah Laut-Kalsel Mitrapolisi.id > Gema lantunan rebana dan syair Islami memenuhi Al Manar Islamic Center, Pelaihari, saat ratusan warga Kabupaten Tanah Laut antusias menyaksikan Lomba Hadrah dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024.
Acara yang berlangsung selama tiga hari, mulai 15 hingga 17 November 2024, ini menjadi bukti nyata kecintaan masyarakat terhadap seni Islami. Sebanyak 34 grup hadrah dari 11 kecamatan di Tanah Laut turut berkompetisi, menampilkan harmoni musik yang memukau dan syair yang menyentuh hati.
Pada malam pembukaan, delapan grup dari berbagai kecamatan seperti Tambang Ulang, Bati-Bati, Kurau, Jorong, dan Pelaihari unjuk kebolehan, memukau penonton dengan performa mereka. Acara ini dibuka langsung oleh Pembina Forum Silaturahmi Guru Agama dan Santri (FORSIGAS) Kabupaten Tanah Laut, Drs H Adriansyah.
Dalam sambutannya, Adriansyah menyampaikan bahwa lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap peran santri dalam melestarikan tradisi seni Islami. “Melalui kegiatan ini, kita memperkuat nilai keagamaan sekaligus menjaga warisan budaya Islami agar tetap relevan di tengah kehidupan modern,” ujarnya.
Kompetisi ini dinilai oleh dewan juri berpengalaman yang terdiri dari Dr Dian Rifia Jaya SAg MPdI sebagai ketua, serta H Ibrahim Saleh dan Drs H Muhammad Riduansyah MIKom sebagai anggota. Riduansyah menegaskan, “Lomba hadrah ini lebih dari sekadar kompetisi. Ini adalah sarana bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai seni Islami yang kaya akan nilai spiritual.”
Puncak acara pada malam terakhir akan dimeriahkan oleh ceramah agama dari Habib Zein bin Muhammad Al Kaff, penceramah terkenal dari Martapura. Kehadirannya diharapkan memberikan kesan mendalam sekaligus memotivasi masyarakat untuk terus menjaga tradisi Islami.
Lomba ini tidak hanya menjadi ruang kompetisi seni, tetapi juga momentum untuk mempererat silaturahmi di antara warga. “Dengan semangat para peserta dan dukungan masyarakat, lomba ini mencerminkan betapa tradisi Islami tetap hidup dan menjadi bagian penting dari kehidupan di Tanah Laut,” tambah Riduansyah.
Acara seperti ini diharapkan terus berlangsung, sebagai wadah pembinaan generasi muda dan penguatan ukhuwah Islamiyah di Kabupaten Tanah Laut. Semangat gotong royong dan cinta seni Islami yang ditunjukkan oleh masyarakat menjadi teladan bahwa tradisi luhur dapat tetap lestari di tengah arus modernisasi.
Mari kita jadikan peringatan Hari Santri ini sebagai momen refleksi untuk memperkuat nilai keagamaan dan budaya Islami dalam kehidupan sehari-hari.
Publish:026*/003*