Ternate (Maluku Utara) mitrapolisi.id|Kontroversi meradang di Desa Bati Keliwouw ketika pembangunan jalan menjadi pusat perhatian. Kepala desa baru berusaha memperbaiki masa lalu yang kelam dengan memulai proyek infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, dalam sorotan yang tajam, mantan Sekdes muncul dengan tuntutan yang membingungkan dan kontroversial. (10/09/2024)
Seiring keberlanjutan rencana pembangunan jalan yang vital, mantan Sekdes menuntut pembayaran lima miliar rupiah, menyulut api kecurigaan di kalangan penduduk setempat. Alasan di balik tuntutan tersebut tidak jelas, sementara masa kepemimpinan sebelumnya dituduh oleh masyarakat karena kasus dugaan korupsi yang merugikan.
Masyarakat Desa Bati Keliwouw, yang telah merasakan penderitaan akibat kegagalan proyek sebelumnya, menuntut kejelasan dari Pemerintahan Desa. Mereka mendukung pembangunan jalan yang sangat dibutuhkan, tetapi tidak ingin lagi terjerumus dalam kekacauan yang diciptakan oleh kepentingan pribadi.
Sementara Kepala Desa berusaha keras untuk memberikan perubahan yang positif bagi masyarakat, tuntutan mantan Sekdes menggiring ke arah konflik yang lebih dalam. Ini menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas dan motivasi di balik tindakan yang kontroversial ini.
Dalam kondisi ketegangan dan ketidakpastian ini, satu hal menjadi jelas: kepentingan masyarakat harus menjadi prioritas utama, sementara agenda pribadi harus diletakkan di tempat yang tepat. Masyarakat Desa Bati Keliwouw menantikan kejelasan dari pemerintahan desa untuk memastikan bahwa pembangunan jalan yang dibutuhkan dapat terwujud tanpa disertai dengan drama dan kecurigaan yang tidak perlu.
Penulis: 010*/Editor: 003*